makalalah pendidikan agama islam
( Iman kepada qadha
dan qadar allah swt )
disusun oleh:
1. Devia wati (
10 )
2. ditha permata pupita (
11 )
Kata Pengantar
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada
kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Qada
dan Qadar”.
Salawat serta salam marilah kita limpahkan kepada baginda
kita yakni Nabi Besar Muhammad Saw beserta keluarga dan kerabatnya.
Dengan kehadiran makalah ini mudah-mudahan dapat membantu
dalam proses belajar mengajar dalam bermakna bagi kita semuanya Amin.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk pembuatan makalah yang akan datang.
Jakarta, Januari 2013
Penyusun
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan
ingatlah bahwa hakikat warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di
dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang
terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya.
Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT. Begitu
pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita.
Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain
yang telah melanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah
SWT.Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah
SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya,
dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.
Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh,
bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang
tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak adanya pengetahuan tentang
ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba
yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang
diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni
Surga. Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini.
B. Masalah
Rumusan
masalah pada artikel ini adalah:
1.
Apa
yang dimaksud dengan iman kepada qadha dan qadar?
2.
Takdir
dibagi menjadi berapa macam?
3.
Apa fungsi beriman kepada qada’dan
qadar Allah SWT?
4.
Bagaimana ciri – ciri orang yang
beriman kepada qada’ dan qadar?
5.
Bagaimana hikmah bagi orang yang
beriman kepada qada’ dan qadar?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah ini semata-mata hanya untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran
pendidikan agama islam, serta untuk memperluas pengetahuan kita tentang qada
dan qodar di mana kita dapat memahami apa yang disebut qada dan qodar serta
fungsinya. dan berusaha mengimani dengan cara melaksanakan ibdah, seperti
shalat lima waktu, puasa ramadhan, shalat sunah dan sebagainya.
Qadha dan qodar merupakan ketentuan atau ketetapan dari Allah SWT sehingga kita
tidak dapat mengubah ketentuan tersebut.
D. Meteode Penelitian
Untuk
mendapatkan data dan informasi, penulis menggunakan metode observasi berupa
studi pustaka, yaitu penelitian yang
bersumber dari buku, artikel, dan internet.
E. Kegunaan
Penelitian
Kegunaan penelitian karya tulis ini
adalah dapat mempermudah untuk mengetahui informasi tentang Qadha dan Qadar.
1. Membaca artikel
2. Mencari refrensi
3. Menyusun kerangka
4. Mengembangkan referensi
Pembahasan
1. PENGERTIAN
BERIMAN KEPADA QADA’ DAN QADAR
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut
bahasa artinya Ketetapan.
Menurut bahasa Qadha memiliki
beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak,
pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha
adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang
segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk.
Sedangkan
Qadar
arti qadar menurut bahasa adalah:
kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau
kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk
tertentu sesuai dengan iradah-Nya.
Jadi, Iman kepa qada’ dan
qadar adalah percaya sepenuh
hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini,
semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali. Iman kepada qada’ dan
qadar termasuk rukun iman yang keenam.
Rasulullah
bersabda :
“Iman adalah kamu percaya kepada allah, para malaikat, kitab-kitab, para
rasul-Nya, hari akhir, dan kamu percaya kepada takdir baik maupun buruk.” (HR.
Muslim)
Rasulullah bersabda: “Malaikat akan mendatangi nuthfah yang telah menetap
dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam seraya berkata; 'Ya
Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? ' Maka ditetapkanlah
(salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi; 'Ya Tuhanku,
apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? ' Maka ditetapkanlah antara
salah satu dari keduanya, ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan
rezekinya. Setelah itu catatan ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun
dikurangi lagi.” (HR. Muslim)
Allah berfirman : “Tiadalah suatu bencana menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu, melainkan dahulu sudah tersurat dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum
Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
(QS. Al-Hadiid:22)
2. MACAM-MACAM TAKDIR
Takdir
terbagi menjadi dua bagian,yakninya:
a. Takdir Mu’allaq
Takdir
mu’allaq adalah takdir Allah SWT
atas makhluknya yang memungkinkan dapat berubah karena usaha dan ikhtiar
manusia.
Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka itu mengubah nasibnya
sendiri.” (Ar-Radu : 11)
Contoh
:
1) Miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja keras
Allah berfirman : “Dan katakanlah(hai Muhammad) : Bekerjalah kamu semua, maka
Allah dan Rasulnya serta orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu.’’ (At-
Taubah ayat 105)
2) Bodoh Menjadi Pintar , lantaran mau belajar giat
Allah berfirman : “Belajarlah kamu sekalian, ajarkanlah bertawakal kamu kepada
guru, serta lemah lembutlah kamu kepada murid.” (H.R. Tabrani)
3)
Orang sakit bisa menjadi sembuh, lantaran berobat dan berdoa
Allah berfirman : “Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan
permohonanmu.” (Al-Mu’minun ayat 60)
b. Taqdir Mubram
Takdir
mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Contohnnya nasib manusia,lahir, kematian, jodoh dan
rizkinya,terjadinya kiamat.dan sebagainya. Qada’ & qadar Allah SWT yang
berhubungan dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang
mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui qada’dan qadarnya melalui usaha
dan ikhtiar. Kapan manusia lahir, bagaimana statusnya sosialnya, bagaimana
rizkinya ,siapa anak istrinya,dan kapanya meninggalnya,adalah rahasia Allah
SWT.
Jalan hidup manusia seperti itu sudah ditetapkan sejak zaman azali
yaitu masa sebelum terjadinya sesuatu atau massa yang tidak bermulaan. Tidak
seorang pun yang mengetahui hal tersebut.
3. FUNGSI BERIMAN
KEPADA QADA’DAN QADAR ALLAH SWT
Beriman kepada qada’dan qadar mempunyai fungsi penting bagi
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya:
a)
Mempunyai semangat ikhtiar
Ikhtar artinya melakukan perbuatan
yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi
dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah ,seorang murid akan bekerja keras agar
biasa sukses,pedagang akan hidup hemat agar usahanya berkembang, dan
sebagainya.
Allah SWT berfirman: “Dan bahwa manusia hanya meperoleh apa yang usahakannya. Dan
sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan(kepadanya).” (Q.S.An-Najm,53:39-40)
b) Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan
b) Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan
Dengan percaya qada’ dan
qadar,manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian-ujian yang harus dilalui
dengan sabar. Sabar adalah sikap mental yang teguh pendirian,berani menghadapi
tantangan,tahan uji,dan tidak menyerah pada kesulitan. Teguh pendirian berarti
tidak mudah goyah dalam memagang prisip atau pedoman hidup,berani menghadapi
tantangan berarti berani menghadapi cobaan,penderitaan,kesakitan dan kesensaraan.
Cobaan harus dihadapi dengan tenang, dipikir dengan jernih, dicari jalan
keluarnya tampa menyerah pada kesulitan,dan akhirnya diserahkan kepada Allah
SWT.
Allah SWT berfirman: “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya mengatakan,’’kami
telah beriman,”dan mereka tidak di uji” (Q.S.AL-Ankabut,29:2)
c) Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT
c) Sabar bahwa cobaan adalah qada’dan qadar dari Allah SWT
Segala yang ada di alam semesta
hakikatnya adalah milik Allah SWT dan suatu saat akan kembali kepada Allah SWT.
Firman
Allah SWT: “Yaitu orang-orang apabila ditimpa
musibah,mereka berkata’Inna’lilliahi wa inna ilaihi rajiun’.” (Q.S.
Albaqarah,2:156)
d)Tawakal
Tawakal menurut bahasa artinya
bersandar atau berserah diri. Dalam istilah agama, tawakal artinya berserah diri sepenuhnya
kepada Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau
usaha. Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal
artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan.
Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bkan berarti penyandaran diri kepada
Allah SWT secara mutlak, melaikan penyandaran diri yang haras didahului dengan
kerja keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.
4. Ciri-ciri Orang yang Beriman Kepada Qada’ dan Qadar
a.
Qana’ah dan Kemuliaan Diri
Seseorang yang beriman kepada qadar
mengetahui bahwa rizkinya telah tertuliskan, dan bahwa ia tidak akan meninggal
sebelum ia menerima sepenuhnya, juga bahwa rizki itu tidak akan dicapai oleh
semangatnya orang yang sangat berhasrat dan tidak dapat dicegah oleh kedengkian
orang yang dengki. Ia pun mengetahui bahwa seorang makhluk sebesar apa pun
usahanya dalam memperoleh ataupun mencegahnya dari dirinya, maka ia tidak akan
mampu, kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya. Dari sini muncullah qana’ah
terhadap apa yang telah diberikan, kemuliaan diri dan baiknya usaha, serta
membebaskan diri dari penghambaan kepada makhluk dan mengharap pemberian
mereka. Hal tersebut tidak berarti bahwa jiwanya tidak berhasrat pada
kemuliaan, tetapi yang dimaksudkan dengan qana’ah ialah, qana’ah pada hal-hal
keduniaan setelah ia menempuh usaha, jauh dari kebakhilan, kerakusan, dan dari
mengorbankan rasa malunya.
b.
Cita-Cita Yang Tinggi
Maksud dari cita-cita yang tinggi
adalah menganggap kecil apa yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia.
Sedangkan cita-cita yang rendah, yaitu sebaliknya dari hal itu, ia lebih
mengutamakan sesuatu yang tidak berguna, ridha dengan kehinaan, dan tidak
menggapai perkara-perkara yang mulia. Iman kepada qadar membawa pelakunya kepada
kemauan yang tinggi dan menjauhkan mereka dari kemalasan, berpangku tangan, dan
pasrah kepada takdir.
c.
Bertekad dan Bersungguh-Sungguh dalam Berbagai Hal
Orang yang beriman kepada qadar, ia
akan bersungguh-sungguh dalam berbagai urusannya, memanfaatkan peluang yang
datang kepadanya, dan sangat menginginkan segala kebaikan, baik akhirat maupun
dunia. Sebab, iman kepada qadar mendorong kepada hal itu, dan sama sekali tidak
mendorong kepada kemalasan dan sedikit beramal.
Bahkan, keimanan ini memiliki pengaruh
yang besar dalam mendorong para tokoh untuk melakukan pekerjaan besar, yang
mereka menduga sebelumnya bahwa kemampuan mereka dan berbagai faktor yang
mereka miliki pada saat itu tidak cukup untuk menggapainya.
d.
Bersikap Adil, Baik Pada Saat Senang Maupun Susah
Iman kepada qadar akan membawa
kepada keadilan dalam segala keadaan, sebab manusia dalam kehidupan dunia ini
mengalami keadaan bermacam-macam.
Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur kepada Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan, yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka. Mereka menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan keridhaan, mencari pahala, bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi, meringankan apa yang dapat mereka ringankan, dan dengan kesabaran yang baik terhadap apa yang harus mereka bersabar terhadapnya. Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan berbagai kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik.
Orang-orang yang beriman kepada qadar menerima sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan dengan sikap menerima, bersyukur kepada Allah atasnya, dan menjadikannya sebagai sarana atas berbagai urusan akhirat dan dunia. Lalu, dengan melakukan hal tersebut, mereka mendapatkan, berbagai kebaikan dan keberkahan, yang semakin melipatgandakan kegembiraan mereka. Mereka menerima hal-hal yang tidak disenangi dengan keridhaan, mencari pahala, bersabar, menghadapi apa yang dapat mereka hadapi, meringankan apa yang dapat mereka ringankan, dan dengan kesabaran yang baik terhadap apa yang harus mereka bersabar terhadapnya. Sehingga mereka, dengan sebab itu, akan mendapatkan berbagai kebaikan yang besar yang dapat menghilangkan hal-hal yang tidak disukai, dan digantikan oleh kegembiraan dan harapan yang baik.
e.
Selamat Dari Kedengkian dan Penentangan
Iman kepada qadar dapat menyembuhkan
banyak penyakit yang menjangkiti masyarakat, di mana penyakit itu telah
menanamkan kedengkian di antara mereka, misalnya hasad yang hina. Orang yang
beriman kepada qadar tidak dengki kepada manusia atas karunia yang Allah berikan
kepada mereka, karena keimanan-nya bahwa Allah-lah yang memberi dan menentukan
rizki mereka. Dia memberikan dan menghalangi dari siapa yang dikehendaki-Nya,
sebagai ujian. Apabila dia dengki kepada selainnya, berarti dia menentang
ketentuan Allah. Jika seseorang beriman kepada qadar, maka dia akan selamat
dari kedengkian, selamat dari penentangan terhadap hukum-hukum Allah yang
bersifat syar’i (syari’at) dan ketentuan-ketentuan-Nya yang bersifat kauni
(sunnatullah), serta menyerahkan segala urusannya kepada Allah semata.
5. HIKMAH ORANG YANG BERIMAN KEPADA QADA’ DAN
QADAR
Dengan beriman kepada qadha dan
qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan
dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
a.
Banyak Bersyukur dan Bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan
qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena
keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya
apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan
ujian.
Firman Allah: ”Dan
apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila
ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan. ”(
QS. An-Nahl ayat 53).
b. Menjauhkan Diri dari Sifat Sombong dan Putus Asa
Orang yang
tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia
menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri.
Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh
kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya
adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka
carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir.” (QS.Yusuf ayat 87)
c. Bersifat Optimis dan Giat Bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada
dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung.
Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab
itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat
bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Firman Allah: “Dan carilah pada apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.” (QS Al- Qashas ayat 77)
d. Jiwanya Tenang
Orang yang
beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam
hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah
kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah
atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah
hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku.” ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
Penutup
A. KESIMPULAN
Beriman kepada qada’ dan qadar akan
melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini
sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan
memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang.Oleh karena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia
akan bersabar,sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut
Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.Karena dalam
kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang
dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari
takdir yang terbaik dari Allah.
B. SARAN
Keimanan
seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh karena itu,penulis
menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah
SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT.Juga
keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan
amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal
dalam menghadapi takdir Allah.
DAFTAR PUSTAKA
http://riski2989.blogspot.com/2010/03/iman-kepada-qada-dan-qadar-allh-awt.html
Bazir,Mulyono,2007.LKS Pendidikan Agama Islam.Jawa Tengah: CV. Media Karya Putra
Setiyani Ika,
Affinoxy Dica Lanita, Ismunajab Pendidikan
Agama Islam. LKS SMP/MTS tahun 2010
http://rifai.staf.narotama.ac.id/2012/01/12/penjelasan-rukun-iman-6-iman-kepada-qadha-dan-qadar/
Posting Komentar